Rabu, 04 September 2013

Kerajaan Melayu


KERAJAAN MELAYU
Ø Lokasi Kerajaan
Dr. Rouffaer berpendapat bahwa ibu kota Kerajaan Malayu menjadi satu dengan pelabuhan Malayu, dan sama-sama terletak di Kota Jambi. Sedangkan menurut Ir. Moens, pelabuhan Malayu terletak di Kota Jambi, namun istananya terletak di Palembang. Sementara itu, Prof. George Coedes lebih yakin bahwa Palembang adalah ibu kota Kerajaan Sriwijaya, bukan ibu kota Malayu.
Prof. Slamet Muljana berpendapat lain. Istilah Malayu berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta bermakna “bukit”. Nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya. Oleh karena itu, ia tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi, karena daerah itu merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang terletak di Kota Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya agak tinggi.
Prasasti Tanyore menyebutkan bahwa ibu kota Kerajaan Malayu dilindungi oleh benteng-benteng, dan terletak di atas bukit. Slamet Muljana berpendapat bahwa istana Malayu terletak di Minanga Tamwa sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit. Menurutnya, Minanga Tamwa adalah nama kuno dari Muara Tebo (atau Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi).
Ø Sumber Sejarah
Berita tentang Kerajaan Malayu antara lain diketahui dari kronik Cina berjudul T’ang-hui-yao karya Wang P’u. Disebutkan bahwa ada sebuah kerajaan bernama Mo-lo-yeu yang mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645. Pengiriman duta ini hanya berjalan sekali dan sesudah itu tidak terdengar lagi kabarnya.
Pendeta I Tsing dalam perjalanannya pada tahun 671685 menuju India juga sempat singgah di pelabuhan Mo-lo-yeu. Saat ia berangkat, Mo-lo-yeu masih berupa negeri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo-lo-yeu telah menjadi jajahan Shih-li-fo-shih (ejaan Cina untuk Sriwijaya).
Menurut catatan I Tsing, negeri-negeri di Pulau Sumatra pada umumnya menganut agama Buddha aliran Hinayana, kecuali Mo-lo-yeu. Tidak disebutkan dengan jelas agama apa yang dianut oleh Kerajaan Malayu.
Ø Bidang Politik
Bersarnya pengaruh islam terhadap politiok melayu mengakibatkan timbulnya gelar raja-raja Melayu yang bercorakkan islam seperti zillullah fil alam, sultan dan khalifah. Implikasinya, pengembangan konsep-konsep hukum melayu merujuk pada hukum-hukum islam yang berlandaskan al-Qur’an dan sunnah Nabi
Bagi raja-raja melayu islam bukan sekedar agama tetapi lebih dari itu ia menjadi lansdasan politik dan panbdangan hidup mereka dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Ø Bidang Sosial
Beberapa benda arkeologis yang ditemukan di daerah Jambi (kerajaan Melayu) menunjukkan bahwa, di daerah ini telah berlangsung suatu aktifitas ekonomi yang berpusat di daerah Sungai Batang Hari. Temuan benda-benda keramik juga membuktikan bahwa, di daerah ini, penduduknya telah hidup dengan tingkat budaya yang tinggi. Temuan arca-arca Budha dan candi juga menunjukkan bahwa, orang-orang Jambi merupakan masyarakat yang religius. Ini hanyalah sedikit gambaran mengenai kehidupan di Jambi.
Ø Bidang Agama dan Budaya
Orang Melayu menetapkan identitas ke-Melayu-annya dengan tiga ciri pokok,
yaitu berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu, dan beragama Islam. Berdasarkan
ciri-ciri pokok tersebut, masyarakat Indonesia yang tergolong sebagai orang
Melayu baik dilihat sebagai ras atau sukubangsa, dipersatukan oleh adanya
kerjaan-kerjaan Melayu pada masa lampau. Kebesaran kerajaan-kerajaan Melayu
telah meninggalkan tradisi-tradisi dan simbol-simbol kebudayaan Melayu yang
menyelimuti berbagai suasana kehidupan hampir sebagian besar masyarakat di
Indonesia.
Kebudayaan Melayu yang diterima oleh semua golongan masyarakat tumbuh dari
sejarah perkembangan kebudayaan Melayu itu sendiri, yang selalu berkaitan dengan
tumbuh, berkembang, dan runtuhnya kerajaan-kerajaan Melayu, dengan agama Islam,
perdagangan internasional, serta penggunaan bahasa Melayu. Oleh karena itu
simbol-simbol kebudayaan Melayu yang sampai sekarang diakui sebagai identitas
Melayu adalah bahasa Melayu, agama Islam, serta kepribadian yang terbuka dan
ramah.
Ø Bidang Ekonomi
Kegiatan perekonomian yang lebih banyak dilakukan pada zaman itu adalah kegiatan perdagangan